12 Desember 2024 - 20:10
The Washington Post Ungkap Hubungan Dekat Ukraina dengan Pemberontak Suriah

Surat kabar Amerika The Washington Post dalam sebuah laporan menulis, para teroris dan pemberontak Suriah menerima ratusan drone dan dukungan lainnya dari Ukraina untuk melancarkan operasi mereka baru-baru ini di Suriah.

The Washington Post mengutip sumber yang mengetahui aktivitas militer Ukraina, menyebutkan bahwa sekitar empat hingga lima minggu lalu, organisasi intelijen Ukraina mengirimkan sekitar 20 operator berpengalaman dalam mengemudikan drone dan sekitar 150 pesawat nirawak yang dilengkapi kamera ke kota Idlib, di utara Suriah untuk membantu kelompok teroris HTS (Hayat Tahrir al-Syam).

Menurut Parstoday, sumber-sumber intelijen Barat meyakini bahwa bantuan pemerintah Kiev memainkan peran penting dalam pendudukan Damaskus oleh para teroris. Menurut laporan ini, bantuan Ukraina kepada para teroris di Suriah jelas bagi semua orang, meskipun para pejabat senior pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah beberapa kali mengatakan bahwa mereka tidak mengetahuinya.

Motif pemerintah Kiev jelas, yaitu untuk menghadapi serangan Rusia di dalam wilayahnya, badan intelijen Ukraina mencari cara lain yang dapat menghantam Rusia dan melemahkan sekutunya. Sebenarnya pihak Ukraina telah mengungkap rencana ini sebelumnya.

Surat kabar The Kyiv Pos pada tanggal 3 Juni menerbitkan artikel yang mengutip sebuah sumber di Dinas Intelijen Militer Ukraina yang bernama GUR, dan menulis, sejak awal tahun ini, para teroris dan pemberontak Suriah, yang didukung oleh Ukraina, telah melakukan banyak serangan terhadap instalasi militer Rusia di kawasan.

Menurut The Kyiv Pos, operasi-operasi yang dilakukan di Suriah dilakukan dengan koordinasi sebuah unit di dinas intelijen GUR yang dikenal sebagai Unit Khimik. Sejak berbulan-bulan lalu, para pejabat Rusia juga menyinggung upaya agen-agen Ukraina yang menyamar sebagai milisi bersenjata di Suriah.

Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Suriah Alexander Lavrentiev kepada kantor berita TASS pada bulan November mengatakan, "Kami memiliki informasi bahwa para ahli Ukraina dari Badan Intelijen Ukraina berada di Idlib, Suriah."

Pada bulan September, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam komentar serupa menyinggung kehadiran "agen-agen intelijen Ukraina" di Idlib, Suriah. Dia mengatakan, mereka terlibat dalam "operasi kotor", dan Kepala GUR Kyrylo Budanov secara pribadi menjalin hubungan dengan kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

Sebelum para teroris dan pemberontak bersenjata mengambil alih Suriah, para pejabat Moskow mengatakan bahwa tujuan Ukraina menjalin hubungan dengan kelompok-kelompok bersenjata ini adalah untuk menarik mereka berperang melawan Rusia.

Situs Web The Cradle dalam laporannya pada bulan September menyebutkan bahwa, dalam sebuah kesepakatan, HTS telah ditawari pasokan 75 drone sebagai imbalan untuk menerima pasukan dari kelompok ini.

The Washington Post menyimpulkan di akhir laporannya bahwa operasi rahasia Ukraina di Suriah, seperti penyusupan mereka ke Afrika dan serangan mereka ke wilayah Kursk di Rusia, di mana semua ini mencerminkan upaya Ukraina untuk memperluas medan perang dan melancarkan pukulan yang merugikan Rusia. (RA)